Muhammad Ali Hanafiah Rkt
Inil Faizah
Amrotul Zuhro
BAB
I
GEOGRAFIS SEKOLAH
A. Identitas
sekolah
Nama
sekolah : MDTA ( Madrasah
Diniyah Taklimiyah Awwaliyah )
Alamat : Jl. Willem Iskandar,
Panyabungan II
Nomor
sertifikat : 311212130025
Tahun
berdiri : 1974
Luas
tahan : 908 m2
lokal
: 11
B.
Identitas tenaga
pendidik dan siswa/siswi
Kepala
sekolah : H. Mohammad Nuh Lubis
Tenga
pendidik : 14 orang
Siswa/Siswi : 305 Siswa/Siswi
BAB
II
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Berdasarkan pra
survey peneliti terkait dengan pelaksanaan metode ceramah pembelajaran PAI siswa kelas I MDTA adalah
rendahnya motivasi belajar siswa pada semua mata pelajaran yang tentu dalam
penyampaiannya menggunakan metode ceramah, hal ini tentu menjadi masalah yang
serius bagi guru, kenapa masalah tersebut dapat timbul yaitu tidak lepas dari
pendidik, karena cara mengajar guru masing-masing berbeda satu dengan yang lain.
Pelaksanaan metode ceramah dapat dipergunakan
untuk menyampaikan hal-hal yang positif dalam belajar, sehingga apabila dilaksanakan dengan tepat. Semua metode
mengajar tidak lepas dari kelebihan dan kekurangan, berdasarkan pra survey
peneliti, pembelajaran yang disampaikan dengan cara ceramah masih belum
maksimal dan perlu untuk ditingkatkan guna mencapai tujuan dan proses
pembelajaran yang diharapkan. Hasil diskusi sesaat dengan para siswa dalam
mengikuti pelajaran terutama mata pelajaran yang disampaikan guru masih kurang
efektif dan menjadikan siswa tidak antusias dalam mengikuti pembelajaran di
kelas. Terlebih siswa kelas I MDTA sedang dalam masa-masa
Peran guru dalam
memotivasi siswa sangat dibutuhkan karena tanpa motivasi dari guru peserta
didik dapat mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan
uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti dan mengkaji mengenai
Pengaruh Metode Ceramah, Metode
Resitasi dan Pengaruh Lempar Selendang.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Adakah Pengaruh Metode Ceramah, Merode
Resitasi dan Lembar Selendang terhadap Hasil Belajar di kelas I MDTA Panyabungan.
C.
Tujuan
Penelitian dan Manfaat Penelitian
1.
Tujuan
Penelitian
a. Untuk menjelaskan Pengaruh Metode Ceramah dan Resitasi terhadap Hasil Belajar di
kelas I MDTA Panyabungan
2.
Manfaat
penelitian
a.
Pada hasil penelitian ini diharapkan
dapat menambah motivasi dan pengetahuan pembelajaran pada peserta didik. Khususnya
dapat memperkaya khazanah dunia pendidikan islam pada pembentukan sikap, moral,
dan kebiasaan di bidang agama. Serta sebagai sumbangan ilmu pengetahuan ilmiah
tentang pengaruh metode
ceramah dan resitasi terhadap mata pelajaran.
BAB
II
LANDASAN TEORI
A.
Metode
Ceramah
Salah satu metode yang sering
digunakan oleh guru dalam mengajar adalah metode ceramah, metode ini juga
merupaka metode yang paling populer digunakan pada saat proses pembelajaran.
Metode ceramah merupakan metode penyampaian materi pengajaran kepada peserta
didik dengan lisan oleh guru di dalam kelas. Metode ceramah dalam proses
belajar mengajar sesungguhnya tidak dapat dikatakan suatu metode yang salah.
Hal ini dikarenakan model pengajaran ini seperti yang dijelaskan di atas
terdiri dari beberapa jenis, yang nantinya dapat dieksploitasi atau dikreasikan
menjadi suatu metode ceramah yang menyenangkan, tidak seperti pada metode
ceramah klasik yang terkesan mendongeng. Metode ceramah boleh dikatakan metode
tradisional, karena sejak dulu metode ini telah digunakan sebagai alat
komunikasi lisan antara guru dengan peserta didik dalam proses belajar
mengajar. Metode ini banyak menuntut keaktifan guru daripada peserta didik,
tetapi metode ini tetap tidak bisa ditinggalkan begitu saja dalam proses
pembelajaran.[1]
Dalam proses pembelajaran di
sekolah, tujuan metode ceramah adalah menyampaikan bahan yang bersifat
informasi (konsep, pengertin dan prinsip-prinsip) yang banyak serta luas.
Menurut Abdul Majid secara spesifik metode ceramah bertujua untuk:[2]
1. Menciptakan
landasan pemikiran peserta didik melalui produk ceramah yaitu bahan tulisan
peserta didik sehingga peserta didik dapat belajar melalui bahan tertulis hasil
ceramah.
2. Menyajikan
garis-garis besar isi pelajaran dan permasalahan yang terdapat dalam isi
peajaran.
3. Merangsang
peserta didik untuk belajar mandiri dan menumbuhkan rasa ingin tahu melalui
pemerkaya belajar.
4. Memperkenalkan
hal-hal baru dan memberikan penjelasan secara gamblang.
Sebagai langkah awal untuk metode
yang lain dalam upaya mnejelaskan prosedur-prosedur yang harus ditempuh peserta
didik. Alasan guru menggunakan metode ceramah harus benar-benar dapat
dipertanggungjawabkan.
Metode ceramah dalam memiliki
beberapa kelebihan dan kekurangan, kelebihan dari metode ceramah diantaranya.
1. Praktis
dari sisi peersiapan
2. Efisien
dari sisi waktu dan biaya.
3. Dapat
menyampaikan materi yang banyak.
4. Mendorong
guru untuk menguasai materi.
5. Lebih
mudah mengontrol kelas.
6. Peserta
didik tidak perlu persiapan.
7. Peserta
didik langsung menerima ilmu pengetahuan.
8. Mudah
diikuti oleh peserta didik dalam jumlah besar.
9. Membantu
peserta didik untuk mendengar secara akurat, kritis, dan penuh perhatian Jika
digunakan dengan tepat maka akan dapat menstimulasikan dan meningkatkan
keinginan belajar peserta didik dalam bidang akademik.
Selain kelebihan
metode ceramah juga
memiliki kekurangan atau kelemahan, diantarannya adalah sebagai berikut.
1. Guru
lebih aktif sedangkan peserta didik cenderung pasif, karena perhatiannya
berpusat pada guru.
2. Peserta
didik seakan diharuskan segala apa yang disampaikan oleh guru, meskipun ada
yang bersiofat kritis karena dianggap guru selalu benar.
3. Peserta
didik akan akan lebih bosan dan merasa mengantuk, karena dalam metode ini,
hanya guru yang aktif dalam proses dalam proses belajar menmgajar, sedangkan
peserta didik hanya diam dan mendengarkan penjelasan dari guru.
4. Keberhasilan
metode ini tergantung pada siapa yang menggunakannya..
Ada beberapa alasan mengapa seorang
guru menggunakan metode ceramah, pertimbangannya adalah sebagai berikut:
1. Peserta
didik benar-benar memerlukan penjelasan, misalnya karena bahan baru atauguna
menghindari kesalah pahaman.
2. Benar-benar
tidak ada sumber bahan ajar bagi peserta didik.
3. Menghadapi
peserta didik yang banyak jumlahnya dan bila menggunakan metode lain sukar
diterapkan Mengehmat biaya, waktu dan peralatan.[3]
B.
Metode
Resitasi
Kegiatan pembelajaran harus selalu
ditingkatkanefektifitas dan efisiensinya. Dengan demikian perlu diberikan
tugas-tugas atau resitasi sebagai selingan variasi teknik penyajian ataupun
dapat berupa pekerjaan rumah. Secra denotatif resitasi adalah pembacaan hafalan
dimuka umum atau hafalan yang diucapkan oleh murid-murid di dalammkelas.
Pemberian tugas atau resitasi dapat diberikan dalam bentuk daftar sejumlah pertanyaan
mengenai matap pelajaran tertentu, atau salah satu perintah yang harus dibahas
dengan diskusi atau perlu dicari uraiannya pada buku pelajaran. Dapat juga
berupa tugas tertulis atau tugas lisan lainnya. Dapat ditugaskan unutk membuat
sesuatu, mengadakan observasi terhadap sesutau atau bisa juga melakukan
eksperimen.
Beberapa
definisi metode resitasi menurut beberapa ahli diantaranya:
1. Menurut
Save M. Dagam dalam kamus besar ilmu pengetahuan tertulis bahwa resitasi
disebut sebagai metode belajar yang mengkombinasikan penghafalan, pembacaan,
pengulangan, pengujian, dan pemeriksaan atau diri sendiri.[4]
2. Menurut
Sayiful Bahri Djarmarah dan Aswan Zain, “ metode resitasi atau penugasan adalah
metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa
melakukan kegiatan belajar. Masalah tugas yang diberikan peserta didik dapat
dilakukan dikelas, dihalaman sekolah, dilaboratorium, diperpustakan, dirumah
peserta didik maupun dimana saja asal tugas tersebut dapat dikerjakan.[5]
3. Menurut
Nana Sudjana resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah tetapi jauh lebih dari
it, tugas dapat merangsang anak lebiih aktif belajar baik secara individual
maupun kelompok.[6]
Berdasarkan uraian diatas pengertian
metode resitasi adalah suatu cara guru dalam proses belajar mengajar untuk
mengaktifkan pesert didik dalam belajar baik disekolah maupun dirumah dan untuk
dipertanggungjawabkan kepada guru. Metode resitasi sering disebut dengan metode
pekerjaan rumah tetapi berbeda dengan metode pekerjaan rumah yaitu peserta didik
diberi tugas khusus diluar jam pelajaran. Dalam pelaksanaan metode ini
anak-anak dapat mengerjakan tugas tidak hanya dirumah, tetapi dapat juga
dikerjakan diperpustakaan dan lain sebagainya. Metode resitasi merangsang untuk
aktif lebih belajar secara individu maupun kelompok. Pemberian tugas itu
hakikatnya adalah menyuruh peserta didik untuk melakukan suatu pekerjaan yang
baik dan berguna bagi dirinya, dalam memperdalam dan memperluas pengetahuan
atau peningkatan pemahaman terhadap suatu materi pelajaran yang seringkali
memerlukan pendalaman yang lebih dari sekedar penjelasan yang diberikan oleh
seorang guru.[7]
Metode resitasi merupakan salah satu
pilihan metode mengajar seorang guru, dimana guru memberikan sejumlah item tes
kepada peserta didik untuk dikerjakan. Pemberian item tes ini biasanya
diberikan pada akhir pelajaran. Pemberian tugas merupakan salah satu alternatif
untuk menyempurnakan penyampaian tujuan pembelajaran. Hal ini disebabkan oleh
padatnya materi pelajaran yang harus disampaikan dengan waktu yang terbatas.
Metode resitasi merupakan suatu aspek dari metode-metode mengajar. Karena
tugas-tugas meninjau pelajaran baru, untuk menghafal pelajaran yang sudah
diajarkan, untuk latihan-latihan, untuk memecahkan suatu masalah dan
seterusnya. Uraian diatas menggambarkan bahwa resitasi sebagai metode belajar
dan mengajar merupaka upaya pembelajarkan peserta didik dengan cara memberikan
tugas penghafalan, pengujian, dan pemerikasaan atas diri senidri atau
menampilkan diri dalam menyampaikan pelajaran atau melakukan kajian maupun uji
coba sesuai dengan tuntutan dalam rangka untuk merangsang peserta didik agar
elbih aktif belajar kreatif dan pemikiran peserta didik semakin kreatif, baik
secara perorangan maupun kelompok, menumbuhkan kebiasaan untuk belajar mencari
dan menemukan, mengembangkan keberanian dan tanggungjawab diri sendiri, dan
memungkinkan untuk memperoleh hasil yang permanen.
Setiap metode pasti memiliki kelebihan dan kekurangan,
kelebihan dari metode resitasi diantarannya adalah:
a.
Lebih merangsang
peserta didik dalam melaksanakan aktifitas belajar individual maupun kelompok.
b.
Dapat
mengembangkan kemandirian peserta didik diluar pengawasan guru.
c.
Dapat
mengembangkan kreatifitas peserta didik.
d.
Lebih meyakinkan
peserta didik tentang apa yang dipelajari dari guru, lebih memperdalam,
memperkaya atau memperluas pandangan tentang apa yang dipelajari.
e.
Membuat peserta
didik lebih bergairah dalam belajar karena kegiatan belajar dapat dilakukan
dengan berbagai variasi sehinga tidak membosankan.
f.
Dapat membina
tanggungjawab dan disiplin peserta didik.
Kekurangan
a.
Peserta didik
sulit dikontrol, apa benar mengerjakan tugas ataukah dikerjakan orang lain.
b.
Tidak mudah
memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu peserta didik
c.
Sering
memberikan tugas yang monoton sehingga membosankan.
Pada setiap metode pasti terdapat langkah-langkah atau
alur dari pelaksanaan metode tersebut, begitu pula dengan metode resitasi ini.
Langkah-langkah metode resitasi diantaranya dalah sebagai berikut:
a.
Fase pemberian
tugas.
Tugas
yang dibeikan kepada peserta didik hendaknya mempertimbangkan tujuan yang akan
dicapai, jenis tugas sesuai dengan kemampuan peserta didik, ada petumjuk yang
dapat membantu dan sediakan waktu yang cukup. Teknik pemberian tugas bertujuan
agara peserta didik memiliki hasil belajar yang lebih mantap, karena peserta
didik melaksanakan latihan-latihan selama melakukan tugas.
b.
Fase pelaksanaan
tugas.
Diberikan
bimbingan atau pengawasan oleh guru, diberikan dorongan sehingga anak mau
melaksanakan, diusahakan atau dikerjakan oleh peserta didik sendiri, mencatat
semua hasil yang diperoleh dengan baik dan sitematis.
c.
Fase
pertanggungjawaban.
Laporan
peserta didik baik lisan maupun tertulis dari apa yang telah dikerjakan, ada
tanya jawab dan diskusi, penilaian hasil pekerjaan peserta didik baik dengan
tes atau nontes atau cara lainnya.
Jenis-jenis tugas (resitasi), ada beberapa jenis tugas
yang dapat diberikan kepada peserta didik diantaranya tugas membuat rangkuman
(report) beberapa halaman topik bab atau buku , tugas membuat makalah, tugas
menjawab pertanyaan atau menyelesaikan soal-soal tertentu, tugas mengadakan
wawancara atau observasi, tugas mendemonstrasikan sesuatu, dan tugas
menyelesaikan proyek atau pekerjaan tertentu.
C.
Pengertian
Alat / Media
Term alat berarti barang sesuatu
yang dipakai untuk mencapai suatu maksud. Sedangkan media berasal dari bahasa
latin dan bentuk jamak dari medium yang secara harfiah berarti
“perantara” atau “pengantar”. Menurut Association For Education and
Communication Technology (AECT), media adalah segala bentuk yang dipergunakan
untuk suatu proses penyaluran informasi, atau benda yang dapat
dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrument
yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, atau sesuatu
yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan
kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada
dirinya.[8]
Bila media adalah sumber belajar,
maka secara luas media dapat diartikan dengan manusia, benda, ataupun peristiwa
yang memungkinkan anak didik memperoleh pengetahuan dan ketrampilan.
Akhirnya, dapat dipahami bahwa media
adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna
mencapai tujuan pengajaran.
Alat
peraga didefinisikan sebagai berikut:
1. Alat
peraga adalah “media pengajaran yang mengandung atau membawakan konsep-konsep
yang dipelajari”.
2. Alat
peraga adalah “media pengajaran yang mengandung atau membawakan ciri-ciri dari
konsep yang dipelajari”.
3. Alat
peraga merupakan “benda real , gambar atau diagram”.
4. Alat
peraga adalah “alat-alat yang dipergunakan oleh guru ketika mengajar untuk
memperjelas materi pelajaran dan mencegah terjadinya verbalisme pada siswa”. (
5. Alat
peraga adalah “suatu alat yang dapat diserap oleh mata dan telinga dengan
tujuan membantu guru agar proses belajar mengajar siswa lebih efektif dan
efisien “.[9]
Dengan alat peraga tersebut, siswa
dapat melihat langsung bagaimana keteraturan serta pola yang terdapat dalam
benda yang diperhatikannya. Maka dari beberapa pendapat di atas bahasa dalam
penyampaian pengajaran melalui alat peraga, siswa mendapat kesempatan untuk
melihat secara langsung yang terdapat pada benda atau objek yang dipelajari.
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Solusi
Berdasarkan pra survey peneliti
terkait dengan pelaksanaan proses pembelajaran di Kelas I MDTA metode ceramah
yang di gunakan guru kurang efektip di karena masih ada murid yang kurang
mengerti pada penjelasan guru di karena motede caramah murut murid sagat
membosankan. di karena kan guru hanya menjelaskan materi yang kurang mudah di
pahami siswa/siswi dan guru tidak menayakkan kepada siswa/siswanya.
oleh karena ini peneliti mumbuat
metode pedamping metode ceramah yaitu : metode resitasi dan Lempar Selendang ,
agar membuat pelajaran semakin efektif.
B.
Metode
pembutan
1.
Metode
Resitasi
Sebelum muridnya pulang
guru meyuruh murid untuk membuat Resume
2.
Media/Alat
Atau Lempar Selendang
Dalam hal ini peneliti
menggunakan Media dan Alat Sebagai Berikut :
a. Media
audio-visual
b. Alat
peraga yang sederhana
Dalam
Proses Pembuatanya itu sagat mudah utuk membuat media dan alat ini atau yang
bisa disebut Lempar Selendang, yang diperlukan dalam proses pembutan ini hanya
dua bahan yaitu : Musik dan Bola/Selenang
C.
Metode
pelaksanaan
Dalam hal ini guru bisa membuat dua
metode dalam proses pembelajaran agar dalam pelajaran lebih efektip dan mudan
di pahami murid di Kelas I MDTA. Metode ceramah dan metode resitasi adalah
metode yang saling melengkapi di karena kedua metode ini sangat cocok untuk
membuat pembelajaran yang efektip.
Setelah guru menjelaskan materi
kepada murid kan guru membetitahui
kepada murid untuk meresume apa yang telah di ajar kan guru untuk melihat
apakah murid mendegarkan apa yang telah di jelaskan ini dan pada 15 menit belum
pulang guru memotivasi murid siapa yang duluan sipa di perboleh kan pulang duluan,
pada hari berikutnya murid tidak akan bosan dalam pembelajan.
Dalam pelaksan Lempar Selendang ini guru memberikan bola
tersebut kepada muridnya untuk menggilikan bola kepada murid lainnya lalu guru menyalakan musik untuk memulai
Lempar Selendang, seteleh guru memulai Lempar Selendang ini guru bebas
mematikan musik, setelah guru mematikan musik tersebut guru melihat dimana bola
tersebut berhenti, lalu membuat sebuah hukuman kepada muridnya. hukum yang
diberikan guru tentang mata pelajaran yang dia ajarkan misalnya membuat inti
sari pada pelajaran tersebut, Dll
D. Hasil Inovasi
Penelitian ini
membuktikan bahwa ada
pengaruh metode ceramah
dan metode resitasi terhadap murid dan lempar selandang . Hal ini
ditunjukkan bahwa berdasarkan adanya metode pendamping untuk motivasi belajar
mirid dan adanya faktor lain yang belum dicakup dalam penelitian ini.
Dalam penelitian ini juga dapat
diketahui bahwa metode ceramah, metode rasitasi dan lempar selendang bukan
satu-satunya pembentuk motivasi belajar. Masih banyak faktor lain yang
memepengaruhi motivasi belajar. Seperti faktor lingkungan, pola asuh, interkasi
teman sebaya dan lain-lain.
Secara perhitungan, penelitian ini
menujukan adanya pengaruh metode ceramah dan metode rasitasi dan Lemapar
Selendang untuk motivasi belajar. Namun sebuah motivasi dapat diraih bukan
hanya dari ranah kognitif saja melainkan dari ranah manapun. Sebuah motivasi
dari orang tua, teman dan guru terhadap siswa mampu mendorong siswa menjadi
lebih berprestasi. Maka perlunya dukungan dari pihak manapun agar siswa mampu
mengembangkan bakatnya. Dalam penelitian di kelas I MDTA mengalami peningkatan
dalam proses pembelajaran yang lebih baik pada proses pembelajaran sebelumnya
di kelas I MDTA Panyabungan II.
BAB IV
KESIMPULAN
A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
penelitian dan pembahasan
tersebut pada bab
sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat pengaruh dari metode
ceramah dan metode resitasi terhadap prestasi belajar kelas I MDTA. Hal
tersebut ditunjukan dengan hasil pengaruh variabel lain yang mempengaruhi
prestasi belajar siswa, yaitu motivasi dari guru dan orang tua. Peran orang
yang sangat berpengaruh dalam memotivasi anaknya.
DAFTAR PUSTAKA
Abudinata, Metodologi
Setodi Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1999
Abu, Ahmadi, Nur
Uhbayati, Ilmu Pendidikan, Jakarta: Rinika Cipta, 1991
Asrohan, Harun, Sejarah
Pendidikan Islam, Jakarta: Logos 2001
Darajat, Zakiah, dkk, “Metode Khusus
Pengajaran Agama Islam”, Jakarta:
Bina Aksara,
[1] Syaiful
Bahri Djamarah dan Azwan Zain, Strategi
Belajar Mengajar, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hal. 41
[2] Abdul Majid, Perencanaan
Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hal. 138
[3] Abdul Majid, Perencanaan
Pembelajaran Mengembangkan Standar Komptensi Guru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2012), hal. 137-138
[4]
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013),
hal. 2008
[5]
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru, 1989),
hal. 81
[6]
Syaiful Bahri Djamrah dan Azwan Zain,
Sttrategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hal. 85
[7]
Sagala Syaiful, Konsep dan Makna
Pembelajaran, (Jakarta: Alfabeta CV., 2011), hal. 219.
[8] Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran, Jakarta :Raja
Grafindo Persada, 2006. Hal 87
[9] Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2002. Hal 98
Dokumentasi Penelitian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar