Senin, 07 Desember 2020

PENELITIAN MDTA PANYABUNGAN II

PENGARUH METODE CERAMAH, RESITASI DAN LEMPAR SELENDANG

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Inovasi



DisusunOleh:
Kelompok 1 :

Mhd.Rosyid
Muhammad Ali Hanafiah Rkt
Inil Faizah
Amrotul Zuhro



Program Studi: Pendidikan Agama Islam

Dosen Pengampu:
Muhammad Irsan Barus M.A

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
MANDAILING NATAL
(STAIN MADINA)
T.A 2020/2021

 

BAB I
GEOGRAFIS SEKOLAH

 

A.    Identitas sekolah

Nama sekolah           : MDTA ( Madrasah Diniyah Taklimiyah Awwaliyah )

Alamat                     : Jl. Willem Iskandar, Panyabungan II

Nomor sertifikat       : 311212130025

Tahun berdiri            : 1974

Luas tahan                : 908 m2

lokal                         : 11

B.     Identitas tenaga pendidik dan siswa/siswi

Kepala sekolah        : H. Mohammad Nuh Lubis

Tenga pendidik       : 14 orang

Siswa/Siswi             : 305 Siswa/Siswi

 


 

BAB II
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

            Berdasarkan pra survey peneliti terkait dengan pelaksanaan metode ceramah pembelajaran PAI siswa kelas I MDTA  adalah rendahnya motivasi belajar siswa pada semua mata pelajaran yang tentu dalam penyampaiannya menggunakan metode ceramah, hal ini tentu menjadi masalah yang serius bagi guru, kenapa masalah tersebut dapat timbul yaitu tidak lepas dari pendidik, karena cara mengajar guru masing-masing berbeda satu dengan yang lain.

                Pelaksanaan metode ceramah dapat dipergunakan untuk menyampaikan hal-hal yang positif dalam belajar, sehingga apabila dilaksanakan dengan tepat. Semua metode mengajar tidak lepas dari kelebihan dan kekurangan, berdasarkan pra survey peneliti, pembelajaran yang disampaikan dengan cara ceramah masih belum maksimal dan perlu untuk ditingkatkan guna mencapai tujuan dan proses pembelajaran yang diharapkan. Hasil diskusi sesaat dengan para siswa dalam mengikuti pelajaran terutama mata pelajaran yang disampaikan guru masih kurang efektif dan menjadikan siswa tidak antusias dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Terlebih siswa kelas I MDTA sedang dalam masa-masa

            Peran guru dalam memotivasi siswa sangat dibutuhkan karena tanpa motivasi dari guru peserta didik dapat mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran.

            Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti dan mengkaji mengenai Pengaruh Metode Ceramah, Metode Resitasi dan Pengaruh Lempar Selendang.

B.     Rumusan Masalah

1.      Adakah Pengaruh Metode Ceramah, Merode Resitasi dan Lembar Selendang terhadap Hasil Belajar di kelas I MDTA Panyabungan.

 


 

C.     Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1.      Tujuan Penelitian

a.       Untuk menjelaskan Pengaruh Metode Ceramah  dan Resitasi terhadap Hasil Belajar di kelas I MDTA Panyabungan

2.      Manfaat penelitian

a.    Pada hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah motivasi dan pengetahuan pembelajaran pada peserta didik. Khususnya dapat memperkaya khazanah dunia pendidikan islam pada pembentukan sikap, moral, dan kebiasaan di bidang agama. Serta sebagai sumbangan ilmu pengetahuan ilmiah tentang pengaruh metode ceramah dan resitasi terhadap mata pelajaran.


 

BAB II
LANDASAN TEORI

 

A.    Metode Ceramah

            Salah satu metode yang sering digunakan oleh guru dalam mengajar adalah metode ceramah, metode ini juga merupaka metode yang paling populer digunakan pada saat proses pembelajaran. Metode ceramah merupakan metode penyampaian materi pengajaran kepada peserta didik dengan lisan oleh guru di dalam kelas. Metode ceramah dalam proses belajar mengajar sesungguhnya tidak dapat dikatakan suatu metode yang salah. Hal ini dikarenakan model pengajaran ini seperti yang dijelaskan di atas terdiri dari beberapa jenis, yang nantinya dapat dieksploitasi atau dikreasikan menjadi suatu metode ceramah yang menyenangkan, tidak seperti pada metode ceramah klasik yang terkesan mendongeng. Metode ceramah boleh dikatakan metode tradisional, karena sejak dulu metode ini telah digunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan peserta didik dalam proses belajar mengajar. Metode ini banyak menuntut keaktifan guru daripada peserta didik, tetapi metode ini tetap tidak bisa ditinggalkan begitu saja dalam proses pembelajaran.[1]

            Dalam proses pembelajaran di sekolah, tujuan metode ceramah adalah menyampaikan bahan yang bersifat informasi (konsep, pengertin dan prinsip-prinsip) yang banyak serta luas. Menurut Abdul Majid secara spesifik metode ceramah bertujua untuk:[2]

1.      Menciptakan landasan pemikiran peserta didik melalui produk ceramah yaitu bahan tulisan peserta didik sehingga peserta didik dapat belajar melalui bahan tertulis hasil ceramah.

2.      Menyajikan garis-garis besar isi pelajaran dan permasalahan yang terdapat dalam isi peajaran.

3.      Merangsang peserta didik untuk belajar mandiri dan menumbuhkan rasa ingin tahu melalui pemerkaya belajar.

4.      Memperkenalkan hal-hal baru dan memberikan penjelasan secara gamblang.

            Sebagai langkah awal untuk metode yang lain dalam upaya mnejelaskan prosedur-prosedur yang harus ditempuh peserta didik. Alasan guru menggunakan metode ceramah harus benar-benar dapat dipertanggungjawabkan.

            Metode ceramah dalam memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, kelebihan dari metode ceramah diantaranya.

1.      Praktis dari sisi peersiapan

2.      Efisien dari sisi waktu dan biaya.

3.      Dapat menyampaikan materi yang banyak.

4.      Mendorong guru untuk menguasai materi.

5.      Lebih mudah mengontrol kelas.

6.      Peserta didik tidak perlu persiapan.

7.      Peserta didik langsung menerima ilmu pengetahuan.

8.      Mudah diikuti oleh peserta didik dalam jumlah besar.

9.      Membantu peserta didik untuk mendengar secara akurat, kritis, dan penuh perhatian Jika digunakan dengan tepat maka akan dapat menstimulasikan dan meningkatkan keinginan belajar peserta didik dalam bidang akademik.

Selain   kelebihan   metode   ceramah   juga   memiliki kekurangan atau kelemahan, diantarannya adalah sebagai berikut.

1.      Guru lebih aktif sedangkan peserta didik cenderung pasif, karena perhatiannya berpusat pada guru.

2.      Peserta didik seakan diharuskan segala apa yang disampaikan oleh guru, meskipun ada yang bersiofat kritis karena dianggap guru selalu benar.

3.      Peserta didik akan akan lebih bosan dan merasa mengantuk, karena dalam metode ini, hanya guru yang aktif dalam proses dalam proses belajar menmgajar, sedangkan peserta didik hanya diam dan mendengarkan penjelasan dari guru.

4.      Keberhasilan metode ini tergantung pada siapa yang menggunakannya..

            Ada beberapa alasan mengapa seorang guru menggunakan metode ceramah, pertimbangannya adalah sebagai berikut:

1.      Peserta didik benar-benar memerlukan penjelasan, misalnya karena bahan baru atauguna menghindari kesalah pahaman.

2.      Benar-benar tidak ada sumber bahan ajar bagi peserta didik.

3.      Menghadapi peserta didik yang banyak jumlahnya dan bila menggunakan metode lain sukar diterapkan Mengehmat biaya, waktu dan peralatan.[3]

 

B.     Metode Resitasi

            Kegiatan pembelajaran harus selalu ditingkatkanefektifitas dan efisiensinya. Dengan demikian perlu diberikan tugas-tugas atau resitasi sebagai selingan variasi teknik penyajian ataupun dapat berupa pekerjaan rumah. Secra denotatif resitasi adalah pembacaan hafalan dimuka umum atau hafalan yang diucapkan oleh murid-murid di dalammkelas. Pemberian tugas atau resitasi dapat diberikan dalam bentuk daftar sejumlah pertanyaan mengenai matap pelajaran tertentu, atau salah satu perintah yang harus dibahas dengan diskusi atau perlu dicari uraiannya pada buku pelajaran. Dapat juga berupa tugas tertulis atau tugas lisan lainnya. Dapat ditugaskan unutk membuat sesuatu, mengadakan observasi terhadap sesutau atau bisa juga melakukan eksperimen.

 

Beberapa definisi metode resitasi menurut beberapa ahli diantaranya:

1.      Menurut Save M. Dagam dalam kamus besar ilmu pengetahuan tertulis bahwa resitasi disebut sebagai metode belajar yang mengkombinasikan penghafalan, pembacaan, pengulangan, pengujian, dan pemeriksaan atau diri sendiri.[4]

2.      Menurut Sayiful Bahri Djarmarah dan Aswan Zain, “ metode resitasi atau penugasan adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Masalah tugas yang diberikan peserta didik dapat dilakukan dikelas, dihalaman sekolah, dilaboratorium, diperpustakan, dirumah peserta didik maupun dimana saja asal tugas tersebut dapat dikerjakan.[5]

3.      Menurut Nana Sudjana resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah tetapi jauh lebih dari it, tugas dapat merangsang anak lebiih aktif belajar baik secara individual maupun kelompok.[6]

            Berdasarkan uraian diatas pengertian metode resitasi adalah suatu cara guru dalam proses belajar mengajar untuk mengaktifkan pesert didik dalam belajar baik disekolah maupun dirumah dan untuk dipertanggungjawabkan kepada guru. Metode resitasi sering disebut dengan metode pekerjaan rumah tetapi berbeda dengan metode pekerjaan rumah yaitu peserta didik diberi tugas khusus diluar jam pelajaran. Dalam pelaksanaan metode ini anak-anak dapat mengerjakan tugas tidak hanya dirumah, tetapi dapat juga dikerjakan diperpustakaan dan lain sebagainya. Metode resitasi merangsang untuk aktif lebih belajar secara individu maupun kelompok. Pemberian tugas itu hakikatnya adalah menyuruh peserta didik untuk melakukan suatu pekerjaan yang baik dan berguna bagi dirinya, dalam memperdalam dan memperluas pengetahuan atau peningkatan pemahaman terhadap suatu materi pelajaran yang seringkali memerlukan pendalaman yang lebih dari sekedar penjelasan yang diberikan oleh seorang guru.[7]

            Metode resitasi merupakan salah satu pilihan metode mengajar seorang guru, dimana guru memberikan sejumlah item tes kepada peserta didik untuk dikerjakan. Pemberian item tes ini biasanya diberikan pada akhir pelajaran. Pemberian tugas merupakan salah satu alternatif untuk menyempurnakan penyampaian tujuan pembelajaran. Hal ini disebabkan oleh padatnya materi pelajaran yang harus disampaikan dengan waktu yang terbatas. Metode resitasi merupakan suatu aspek dari metode-metode mengajar. Karena tugas-tugas meninjau pelajaran baru, untuk menghafal pelajaran yang sudah diajarkan, untuk latihan-latihan, untuk memecahkan suatu masalah dan seterusnya. Uraian diatas menggambarkan bahwa resitasi sebagai metode belajar dan mengajar merupaka upaya pembelajarkan peserta didik dengan cara memberikan tugas penghafalan, pengujian, dan pemerikasaan atas diri senidri atau menampilkan diri dalam menyampaikan pelajaran atau melakukan kajian maupun uji coba sesuai dengan tuntutan dalam rangka untuk merangsang peserta didik agar elbih aktif belajar kreatif dan pemikiran peserta didik semakin kreatif, baik secara perorangan maupun kelompok, menumbuhkan kebiasaan untuk belajar mencari dan menemukan, mengembangkan keberanian dan tanggungjawab diri sendiri, dan memungkinkan untuk memperoleh hasil yang permanen.

 

            Setiap metode pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, kelebihan dari metode resitasi diantarannya adalah:

a.       Lebih merangsang peserta didik dalam melaksanakan aktifitas belajar individual maupun kelompok.

b.      Dapat mengembangkan kemandirian peserta didik diluar pengawasan guru.

c.       Dapat mengembangkan kreatifitas peserta didik.

d.      Lebih meyakinkan peserta didik tentang apa yang dipelajari dari guru, lebih memperdalam, memperkaya atau memperluas pandangan tentang apa yang dipelajari.

e.       Membuat peserta didik lebih bergairah dalam belajar karena kegiatan belajar dapat dilakukan dengan berbagai variasi sehinga tidak membosankan.

f.       Dapat membina tanggungjawab dan disiplin peserta didik.

 

Kekurangan

a.       Peserta didik sulit dikontrol, apa benar mengerjakan tugas ataukah dikerjakan orang lain.

b.      Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu peserta didik

c.       Sering memberikan tugas yang monoton sehingga membosankan.

            Pada setiap metode pasti terdapat langkah-langkah atau alur dari pelaksanaan metode tersebut, begitu pula dengan metode resitasi ini. Langkah-langkah metode resitasi diantaranya dalah sebagai berikut:

a.       Fase pemberian tugas.

Tugas yang dibeikan kepada peserta didik hendaknya mempertimbangkan tujuan yang akan dicapai, jenis tugas sesuai dengan kemampuan peserta didik, ada petumjuk yang dapat membantu dan sediakan waktu yang cukup. Teknik pemberian tugas bertujuan agara peserta didik memiliki hasil belajar yang lebih mantap, karena peserta didik melaksanakan latihan-latihan selama melakukan tugas.

b.      Fase pelaksanaan tugas.

Diberikan bimbingan atau pengawasan oleh guru, diberikan dorongan sehingga anak mau melaksanakan, diusahakan atau dikerjakan oleh peserta didik sendiri, mencatat semua hasil yang diperoleh dengan baik dan sitematis.

c.       Fase pertanggungjawaban.

Laporan peserta didik baik lisan maupun tertulis dari apa yang telah dikerjakan, ada tanya jawab dan diskusi, penilaian hasil pekerjaan peserta didik baik dengan tes atau nontes atau cara lainnya.

            Jenis-jenis tugas (resitasi), ada beberapa jenis tugas yang dapat diberikan kepada peserta didik diantaranya tugas membuat rangkuman (report) beberapa halaman topik bab atau buku , tugas membuat makalah, tugas menjawab pertanyaan atau menyelesaikan soal-soal tertentu, tugas mengadakan wawancara atau observasi, tugas mendemonstrasikan sesuatu, dan tugas menyelesaikan proyek atau pekerjaan tertentu.

C.    Pengertian Alat / Media

            Term alat berarti barang sesuatu yang dipakai untuk mencapai suatu maksud. Sedangkan media berasal dari bahasa latin dan bentuk jamak dari  medium yang secara harfiah berarti “perantara” atau “pengantar”. Menurut Association For Education and Communication Technology (AECT), media adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi, atau  benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrument yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, atau sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya.[8]

            Bila media adalah sumber belajar, maka secara luas media dapat diartikan dengan manusia, benda, ataupun peristiwa yang memungkinkan anak didik memperoleh pengetahuan dan ketrampilan.

            Akhirnya, dapat dipahami bahwa media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran.

           


 

Alat peraga didefinisikan sebagai berikut:

1.      Alat peraga adalah “media pengajaran yang mengandung atau membawakan konsep-konsep yang dipelajari”.

2.      Alat peraga adalah “media pengajaran yang mengandung atau membawakan ciri-ciri dari konsep yang dipelajari”.

3.      Alat peraga merupakan “benda real , gambar atau diagram”.

4.      Alat peraga adalah “alat-alat yang dipergunakan oleh guru ketika mengajar untuk memperjelas materi pelajaran dan mencegah terjadinya verbalisme pada siswa”. (

5.      Alat peraga adalah “suatu alat yang dapat diserap oleh mata dan telinga dengan tujuan membantu guru agar proses belajar mengajar siswa lebih efektif dan efisien “.[9]

            Dengan alat peraga tersebut, siswa dapat melihat langsung bagaimana keteraturan serta pola yang terdapat dalam benda yang diperhatikannya. Maka dari beberapa pendapat di atas bahasa dalam penyampaian pengajaran melalui alat peraga, siswa mendapat kesempatan untuk melihat secara langsung yang terdapat pada benda atau objek yang dipelajari.


 

BAB III
METODE PENELITIAN

A.    Solusi

            Berdasarkan pra survey peneliti terkait dengan pelaksanaan proses pembelajaran di Kelas I MDTA metode ceramah yang di gunakan guru kurang efektip di karena masih ada murid yang kurang mengerti pada penjelasan guru di karena motede caramah murut murid sagat membosankan. di karena kan guru hanya menjelaskan materi yang kurang mudah di pahami siswa/siswi dan guru tidak menayakkan kepada siswa/siswanya.

            oleh karena ini peneliti mumbuat metode pedamping metode ceramah yaitu : metode resitasi dan Lempar Selendang , agar membuat pelajaran semakin efektif.

B.     Metode pembutan

1.      Metode Resitasi

Sebelum muridnya pulang guru meyuruh murid untuk membuat Resume

2.      Media/Alat Atau Lempar Selendang

Dalam hal ini peneliti menggunakan Media dan Alat Sebagai Berikut :

a.       Media audio-visual

b.      Alat peraga yang sederhana

            Dalam Proses Pembuatanya itu sagat mudah utuk membuat media dan alat ini atau yang bisa disebut Lempar Selendang, yang diperlukan dalam proses pembutan ini hanya dua bahan yaitu : Musik dan Bola/Selenang

 

C.    Metode pelaksanaan

            Dalam hal ini guru bisa membuat dua metode dalam proses pembelajaran agar dalam pelajaran lebih efektip dan mudan di pahami murid di Kelas I MDTA. Metode ceramah dan metode resitasi adalah metode yang saling melengkapi di karena kedua metode ini sangat cocok untuk membuat pembelajaran yang efektip.

            Setelah guru menjelaskan materi kepada murid  kan guru membetitahui kepada murid untuk meresume apa yang telah di ajar kan guru untuk melihat apakah murid mendegarkan apa yang telah di jelaskan ini dan pada 15 menit belum pulang guru memotivasi murid siapa yang duluan sipa di perboleh kan pulang duluan, pada hari berikutnya murid tidak akan bosan dalam pembelajan.

            Dalam pelaksan Lempar Selendang ini guru memberikan bola tersebut kepada muridnya untuk menggilikan bola kepada murid lainnya  lalu guru menyalakan musik untuk memulai Lempar Selendang, seteleh guru memulai Lempar Selendang ini guru bebas mematikan musik, setelah guru mematikan musik tersebut guru melihat dimana bola tersebut berhenti, lalu membuat sebuah hukuman kepada muridnya. hukum yang diberikan guru tentang mata pelajaran yang dia ajarkan misalnya membuat inti sari pada pelajaran tersebut, Dll

D.    Hasil Inovasi

            Penelitian  ini  membuktikan  bahwa  ada  pengaruh  metode  ceramah  dan metode resitasi terhadap murid dan lempar selandang . Hal ini ditunjukkan bahwa berdasarkan adanya metode pendamping untuk motivasi belajar mirid dan adanya faktor lain yang belum dicakup dalam penelitian ini.

            Dalam penelitian ini juga dapat diketahui bahwa metode ceramah, metode rasitasi dan lempar selendang bukan satu-satunya pembentuk motivasi belajar. Masih banyak faktor lain yang memepengaruhi motivasi belajar. Seperti faktor lingkungan, pola asuh, interkasi teman sebaya dan lain-lain.

            Secara perhitungan, penelitian ini menujukan adanya pengaruh metode ceramah dan metode rasitasi dan Lemapar Selendang untuk motivasi belajar. Namun sebuah motivasi dapat diraih bukan hanya dari ranah kognitif saja melainkan dari ranah manapun. Sebuah motivasi dari orang tua, teman dan guru terhadap siswa mampu mendorong siswa menjadi lebih berprestasi. Maka perlunya dukungan dari pihak manapun agar siswa mampu mengembangkan bakatnya. Dalam penelitian di kelas I MDTA mengalami peningkatan dalam proses pembelajaran yang lebih baik pada proses pembelajaran sebelumnya di kelas I MDTA Panyabungan II.

BAB IV

                                                              KESIMPULAN

A.    Kesimpulan

            Berdasarkan  hasil  penelitian  dan  pembahasan  tersebut  pada  bab  sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat pengaruh dari metode ceramah dan metode resitasi terhadap prestasi belajar kelas I MDTA. Hal tersebut ditunjukan dengan hasil pengaruh variabel lain yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, yaitu motivasi dari guru dan orang tua. Peran orang yang sangat berpengaruh dalam memotivasi anaknya.


 

DAFTAR PUSTAKA

Abudinata, Metodologi Setodi Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1999

Abu, Ahmadi, Nur Uhbayati,  Ilmu Pendidikan,  Jakarta: Rinika Cipta, 1991

Asrohan, Harun, Sejarah Pendidikan Islam,  Jakarta: Logos  2001

Darajat, Zakiah,  dkk, “Metode  Khusus  Pengajaran  Agama  Islam”, Jakarta:

Bina Aksara,

 



[1] Syaiful Bahri Djamarah dan Azwan Zain, Strategi Belajar Mengajar, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hal. 41

[2] Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hal. 138

 

[3] Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Komptensi Guru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hal. 137-138

[4] Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), hal. 2008

[5] Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru, 1989), hal. 81

[6] Syaiful Bahri Djamrah dan Azwan Zain, Sttrategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hal. 85

[7] Sagala Syaiful, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Jakarta: Alfabeta CV., 2011), hal.  219.

 

[8] Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran, Jakarta :Raja Grafindo Persada, 2006. Hal 87

[9] Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2002. Hal 98


Dokumentasi Penelitian










Tidak ada komentar:

Posting Komentar